Bersiap Menjadi Tua Dengan Bahagia





Wajar bila para wanita khawatir menjadi tua. Usia memang mustahil dihambat, tapi sebenarnya ketuaan fisik bisa diantisipasi sejak berusia muda kan?

Idealnya, menjelang tua merupakan saat seseorang memetik hasil kerja kerasnya. Tapi, menikmati masa tua juga bukan hal mudah. Selain 'disibukkan' dengan berbagai kemunduran fungsi tubuh, misalnya harus berkacamata, tidak bisa mendengar dengan jelas, mudah lelah atau pelupa, menjadi tua juga bisa menimbulkan berbagai masalah psikologis.

Masalah fisik seperti kulit keriput, tidak langsing atau tidak lagi tampak menarik mungkin menjadi hal yang mengerikan bagi beberapa wanita. Cukup banyak kaum wanita yang berupaya mempertahankan kemudaan nya sedemikian rupa, bahkan sampai berlebihan dan kadang irrasional. Dari bolak balik bedah plastik sampai meminum ramuan yang tidak jelas manfaatnya.

Bagi kaum wanita, masa peri menopause, saat tubuh mengalami perubahan hormonal, bisa menimbulkan masalah baru. Diantaranya, gangguan kesehatan dan penurunan fungsi seksual juga rembetannya, seperti suami yang tidak memahami kondisi pasangannya. Belum lagi jika mengalami masalah finansial, bisa membuat masalah berlipat ganda. Begitu juga dengan masalah yang terjadi pada anak. Meski sudah dewasa, biasanya tetap berpengaruh pada orangtua.

Yang juga menimbulkan masalah besar adalah persepsi yang menganggap makin tua berarti habislah kesempatan menikmati hidup, merasa tak dihargai, dan merasa tidak lagi powerfull. Post power syndrome merupakan salah satu contoh yang biasa terjadi. Padahal, berharga atau tidak hari tua kita, sangat bergantung pada persepsi kita. Cara paling mudah untuk membuat hari tua menjadi lebih berharga adalah dengan mengubah persepsi dari 'makin tua makin keropos' menjadi 'walaupun tua tapi tak pernah berhenti berkembang'. Tapi, tentu saja hal tersebut tidak mudah dilakukan, apalagi jika membayangkan 'masa depan' kita pada nenek kakek atau ayah ibu kita, saat situasi mulai pikun, suara TV harus dibesarkan agar lebih terdengar, berjalan dengan langkah perlahan, memang tampak 'menakutkan'. Bila ditanggapi dengan resah, maka pada saat menghadapinya kita akan cenderung stress. Lalu, bagaimana caranya agar kita bisa menghadapi hari tua dengan bahagia?

Pada masa ini, salah satu yang disarankan oleh para ahli adalah bersikap realistis dan juga mengakui bahwa ada beberapa hal yang tidak dapat dicegah. Biar bagaimanapun, usia akan terus bertambah dan suatu hari nanti mungkin akan menghadapi masalah kesehatan dan mengalami beberapa kemunduran fungsi tubuh. Dengan bersikap realistis, kita bisa melakukan berbagai aktivitas tanpa beban. Misalnya, tak lagi malu menggunakan tongkat bantuan saat kaki terasa sakit karena rematik, atau tak lagi memaksakan diri membaca koran sampai habis, karena mata semakin mudah lelah.

Yang perlu dipersiapkan juga pada masa ini adalah cepat atau lambat kita bisa kehilangan orang terdekat, seperti pasangan atau teman dekat. Jika secara mental sudah mempersiapkan diri, diharapkan kita tidak akan terlalu shock saat hal terburuk datang,

Yang terpenting, kita juga harus mengubah kebiasaan-kebiasaan buruk yang merugikan kesehatan. Kalau sulit, paling tidak harus menyesuaikan pola hidup sesuai dengan meningkatnya usia. Misalnya, mengurangi makanan berlemak, mengurangi kebiasaan begadang sampai pagi, atau berhenti merokok.

Ada baiknya bila mulai sekarang kita merancang 'business plan' untuk hidup kita. Bukan saja menyiapkan diri secara ekonomi, tapi juga aktivitas yang kelihatannya 'remeh'. Misalnya, kapan meneruskan hobi melukis, kapan belajar main piano, kapan mulai melakukan perawatan wajah, kapan berhenti merokok, atau kapan harus menjalani pemeriksaan kesehatan lengkap. Biasanya, rencana semacam ini bisa membentuk sikap positif dan membuat kita merasa punya tujuan hidup.

Kitapun tak perlu merasa khawatir, karena pada dasarnya setiap orang dikaruniai kemampuan untuk melakukan penerimaan dan penyesuaian diri terhadap pasang surut kehidupan sesuai dengan caranya masing-masing. Beberapa penelitian bahkan menunjukkan bahwa di usia matang orang akan semakin bahagia dibandingkan masa remaja atau dewasa awal yang secara mental biasanya masih belum stabil.

Satu lagi cara menjelang tua dengan bahagia adalah dengan belajar pada orang-orang yang telah mengalaminya. Di sekeliling kita pasti ada saja orang-orang lanjut usia yang masih tampak bahagia dan bergairah. Coba amati dan curi resepnya, agar kelak kita juga bisa beranjak tua dengan bahagia!

Menurut para ahli, ada beberapa hal yang sebaiknya dipersiapkan menjelang masa tua agar kita tetap merasa berguna dan dapat menikmati hidup, yaitu :

  • Usahakan punya kesibukan dan aktivitas yang menyenangkan. Kesibukan akan membuat kita terus belajar. Pastikan juga kita tidak sampai terbebani oleh aktivitas tersebut. Semakin kita menikmati kesibukan baru tersebut akan semakin baik. Terlebih bila kesibukan itu bermanfaat. Tapi tetaplah 'mematok' tujuan yang realistis. Mengaktifkan tubuh dan pikiran bisa memberikan kepuasan dan kesenangan. Dan hal ini akan memberi efek positif untuk kesehatan dan fungsi mental kita.
  • Tetaplah jalin hubungan dengan teman-teman. Atau, ciptakan jalinan pertemanan baru agar kita tidak terkucil. Usahakan juga agar kita bisa berkomunikasi dengan baik dengan orang-orang di sekitar kita.
  • Pertahankan kesehatan dan kebugaran tubuh serta mental. Akan lebih baik jika kita terbiasa melakukan pola hidup seimbang dengan baik sejak usia muda. Banyak masalah kesehatan yang bisa dihindari dengan menjalani pola hidup teratur sedini mungkin.
  • Teruslah bersikap optimisme. Konon, optimisme bagus untuk kehidupan dan pesimisme buruk untuk kesehatan. Sikap pesimis cenderung membuat orang bertekanan darah tinggi, melemahkan sistem kekebalan tubuh, dan memperlambat proses pemulihan setelah sakit. Sedangkan orang yang optimis biasanya mempunyai beberapa kualitas personal yang memudahkan mereka beradaptasi. Orang yang optimis juga biasanya tenang, bijaksana, hati-hati, berkepala dingin, dan tabah. Bukan berarti kita mengabaikan tantangan dan kesulitan. Tapi, akan lebih baik bila kita menghadapi masalah dengan sikap fleksibel, kreatif dan penuh toleransi. Mungkin memang tidak mudah membuat diri kita menjadi orang yang optimis. Tapi paling tidak, lihatlah sisi terang suatu hal bila kita menghadapi sesuatu yang buruk.
  • Sesuaikan harpan. Meski optimis, adakalanya kita tersandung sesuatu diluar dugaan. Bila belum beruntung, kita harus mencari hal lain yang bisa membuat kita bersyukur dan bahagia. Cobalah bertindak lebih introspektif dan religius.
Nah.. segala yang diantisipasi tersebut diatas tentu saja bisa dipersiapkan jauh-jauh hari, yaa.. sekarang-sekarang ini.. Yuk kita sambut masa tua kita dengan bahagia!

Semoga bermanfaat..


Sumber : Majalah FIT.
Sumber gambar : google.co.id

0 comments:

Post a Comment

SUBSCRIBE

Instagram