Pusing memikirkan harga-harga kebutuhan pokok yang semakin mahal? Bingung mendengar anak yang merengek minta dibelikan handphone keluaran terbaru? Gelisah melihat tetangga punya TV LCD baru?
Gelisah dan cemas tidak akan memecahkan masalah. Lebih baik berpikir bagaimana caranya memanfaatkan uang yang ada sehemat mungkin dan mengembalikan ketenangan hati serta keyakinan akan betapa Maha Pemurahnya Tuhan Yang Maha Esa.
Lalu, bagaimana caranya agar kita terhindar dari kepusingan saat dilanda krisis ekonomi?
- Berdoalah. Karena Tuhan yang mengatur segalanya, termasuk rezeki. Rezeki bukan hanya dalam bentuk uang saja. Kesehatan, kesempatan dan waktu luang pun termasuk rezeki. Oleh karena itu, berdoa termasuk kegiatan yang sangat penting dilakukan.
- Membuat surat wasiat. Di Indonesia mungkin belum terbiasa membuat surat wasiat, padahal ini penting. Kebiasaan ini sudah membudaya di masyarakat Barat. Bukan hal yang menakutkan bila jauh-jauh hari membuat surat wasiat, karena kita tidak akan pernah tahu kapan malaikat maut akan menjemput. Surat wasiat ini untuk memastikan apa saja yang akan diwariskan kepada keturunan, sekaligus memberitahukan amanah apa saja yang harus mereka lakukan sepeninggal kita. Misalnya, membayarkan hutang-hutang yang belum sempat dibayarkan.
- Membuat perencanaan keuangan. Suka atau tidak, kalau hidup ingin lebih terorganisir, mulai sekarang cobalah membuat perencanaan keuangan rumah tangga secara sederhana. Caranya, buat daftar kebutuhan mulai dari kebutuhan pokok hingga kebutuhan yang hanya berupa keinginan saja, yang kalau tidak bisa terpenuhi pun tidak akan sampai mengganggu kehidupan. Kemudian, daftar tersebut disesuaikan dengan penghasilan. Dari catatan ini akan terlihat seberapa besar pendapatan dapat menutupi kebutuhan pokok sekeluarga. Tujuan utama membuat perencanaan keuangan adalah untuk mengidentifikasi untuk apa saja penghasilan digunakan, bagaimana bisa membayar tagihan dan utang, serta bagaimana bisa menyisihkan uang untuk ditabung.
- Catat seluruh pinjaman. Dari siapapun asalnya, besar atau kecil, masukkan catatan pinjaman kedalam perencanaan keuangan. Jangan tunggu sampai utang menumpuk. Bayarlah pinjaman sedikit demi sedikit agar tidak semakin memberatkan kehidupan sekeluarga.
- Kalau tidak punya uang, jangan belanja! Jangan berangan-angan ingin belanja baju, sepatu, atau barang-barang lain yang kurang dibutuhkan. Jangan pula terpengaruh oleh iming-iming belanja secara menyicil, kalau tidak punya sumber keuangan untuk membayar cicilannya setiap bulan. Tidak perlu juga tergiur belanja menggunakan kartu kredit, yang diiklankan sebagai jalan untuk meraih kebahagiaan. Padahal pada kenyataannya kartu kredit malah bisa menjadi bencana hidup. Dengan belanja menggunakan kartu kredit, kita harus membayar tagihannya setiap bulan plus bunga yang tidak sedikit. Sekali saja menunggak maka bunga yang harus dibayarpun semakin besar. Malah bikin tambah pusing kan?
- Usahakan tidak berhutang. Kalau tidak benar-benar perlu, jangan pinjam uang pada siapapun, sekalipun pinjaman tanpa bunga dari keluarga atau teman. Karena, urusan pinjaman uang inipun malah bisa-bisa memutuskan silaturahim. Kebiasaan buruk ini juga malah bisa menambah ruwet hidup karena harus terus memikirkan cara membayar pinjaman tersebut. Sekaligus juga menyebabkan keuangan tidak bisa dimanfaatkan secara maksimal untuk hal-hal yang lebih dibutuhkan keluarga.
- Jangan jadikan shopping mall tempat rekreasi atau mengobati stress. Banyak dari kita yang salah kaprah, stress sedikit langsung pergi berbelanja untuk menyenangkan hati. Liburan dimanfaatkan untuk mengajak anak-anak rekreasi ke mall. Ujung-ujungnya malah belanja barang-barang yang tidak dibutuhkan. Lebih baik, carilah kegiatan rekreasi lain yang tidak kalah serunya untuk anak-anak. Misalnya, jalan-jalan ke museum, berkemah, jalan-jalan melihat pemandangan. Bagi orang dewasa, membaca dan olahraga bisa dijadikan reksreasi yang menyehatkan dan murah.
- Buat daftar belanja. Siapkan daftar belanja sebelum sampai ke pasar swalayan atau mall. Biasanya daftar belanja dibuat saat akan belanja kebutuhan pokok setiap bulan. Tapi kebiasaan ini juga bisa dilakukan saat akan membeli barang lain seperti baju, tas, sepatu, atau kebutuhan lainnya. Jangan lupa untuk tetap belanja sesuai daftar. Jangan lagi tergiur oleh barang-barang diskon diluar daftar belanja. Secepatnya tinggalkan mall atau pasar swalayan begitu selesai berbelanja. Tidak perlu window shopping lagi, karena akan membuat kita tergiur untuk belanja dan belanja lagi.
- Tetapkan batasan. Sisihkan sejumlah uang, misalnya Rp 200.000 per bulan untuk membeli kebutuhan yang bukan kebutuhan pokok. Misalnya, untuk membeli camilan atau yang lainnya. Belajarlah menahan diri untuk tidak menambah jumlah uang yang sudah ditetapkan ini.
- Menabung. Hidup harus waspada. Musibah atau penyakit datang tanpa disangka-sangka. Uang tabungan bisa membantu mengatasi musibah ini. Bukan cuma musibah yang datang tanpa pemberitahuan. Bila tiba-tiba kehilangan pekerjaan atau harus menjadi tulang punggung keluarga, tabungan bisa membuat sedikit bernapas.
- Pandai-pandai mencari teman. Jangan dekat dengan teman yang gemar pamer kekayaan, karena bisa-bisa mempengaruhi kita untuk mempunyai barang-barang seperti yang mereka punya. Tak perlu gelisah atau iri melihat teman membeli perhiasan mewah atau mobil mewah, karena bisa membuat kita malah jadi terpuruk berangan-angan panjang. Carilah teman yang bisa membuat kita tenang dan nyaman, yang bukan menilai dari seberapa banyak kekayaan yang kita punya.
- Batasi menonton TV. Gunanya untuk membatasi kebutuhan (yang dibentuk oleh televisi) membeli mainan baru, cemilan baru, barang baru, seperti yang di iklankan di televisi. Mungkin saja keinginan untuk membeli tidak hilang begitu saja. Tapi kalau terus menerus di bombardir oleh iklan, maka keinginan untuk membeli juga kian menggebu-gebu. Ini yang harus dihindari.
- Hiduplah seperti musafir. Hidup di dunia memang diibaratkan seperti orang yang sedang melakukan perjalanan menuju tempat tujuan. Artinya, fokuslah pada tujuan hidup ini, yaitu mempersiapkan tempat terakhir di akhirat kelak. Dengan demikian, kenikmatan hidup seperti punya rumah megah, perabotan mewah, mobil mentereng bukanlah kebutuhan pokok di dunia.
Semoga tulisan ini bermanfaat agar kita bisa terhidar dari stress saat mengalami krisis keuangan dalam rumah tangga.
Sumber tulisan : Majalah Alia
Sumber gambar : google.co.id