Anak sulit Membaca dan Menulis




Sering kita temui anak yang sudah umur sekolah tapi ternyata belum bisa menulis dan membaca dengan lancar. Gangguan pada anak tersebut disebut dengan Disleksia.



Disleksia hingga saat ini belum dketahui penyebabnya secara pasti. Ada yang berpendapat, disebabkan karena gangguan fungsi otak sebelah kiri, karena otak sebelah kiri berfungsi untuk membaca dan menulis. Ada juga yang bilang disebabkan karena faktor genetik atau keturunan, tapi ternyata pendapat ini belum sepenuhnya benar.



Kesulitan membaca dan menulis ini ditandai oleh suatu keadaan dimana anak sering mengulang, menambahkan, menghilangkan kata atau kalimat dalam membaca atau menulis. Anak juga kesulitan membedakan huruf-huruf yang hampir serupa, seperti ‘b’ dan ‘d’ atau ‘m’ dan ‘w’. Disamping itu, anak juga mengalami hambatan untuk mengucapkan kembali kata atau kalimat yang baru diucapkan. Kalaupun sanggup mengucapkannya kembali, kata atau kalimat itu akan terucap kurang sempurna. Misalnya “itu” diucapkan jadi “uti” atau “duh” menjadi “buh”

Meskipun diartikan sebagai gangguan baca tulis, disleksia ada pula yang disertai dengan gangguan lain, seperti tidak bisa membedakan kanan dan kiri, sulit mengikuti petunjuk, gangguan kemampuan mengingat.

Ketika anak kesulitan membaca dan menulis jangan buru-buru memvonis anak menderita disleksia. Sebaiknya diperiksa dulu kesehatan mata dan telinga nya, sebab bisa saja gangguan tersebut bukan karena menderita disleksia tapi adanya gangguan daya penglihatan dan pendengaran anak.

Dampak yg ditimbulkan dari disleksia ini cukup serius. Selain anak jadi malas sekolah karena mengalami kesulitan dalam membaca dan menulis, juga penilaian dari masyarakat yang menganggap bahwa anak disleksia itu bodoh dan terbelakang bisa sangat mempengaruhi perkembangan jiwa anak yang menyebabkan anak jadi frustasi, kurang percaya diri, dan emosional dalam menghadapi masalah.

Anak disleksia berpeluang sembuh dengan baik jika mendapat penanganan yang cepat dan tepat baik dari segi pendidikan dan medis. Cara yang paling efektif dalam pengajaran anak disleksia adalah dengan menggunakan suara. Di bidang medis, diperlukan tim kerja yang terpadu antara dokter ahli syaraf, jiwa, anak, mata, THT, psikolog, ahli terapi wicara dan perawat.



Pedoman dasar membantu anak disleksia :


  1. Tanggapi secara positif semua usaha anak dan beri pujian. 
  2. Membacalah untuk anak. Ciptakan suasana yang rileks dan menyenangkan agar ia tumbuh menjadi penggemar buku. Mulailah dengan menunjukkan gambar-gambar dan ceritakan mengenai gambar tersebut. Lalu perlihatkan bagaimana susunan kata-kata tersebut dengan cara menunjukkan dengan jari sehingga anak mengerti bahwa kata-kata mengarah dari kiri ke kanan, dari atas ke bawah, agar anak dapat mengkoordinasikan gerakan-gerakan mata.
  3. Bantulah anak untuk mengkoordinasikan tubuh agar bisa menghilangkan kecanggungan. Untuk mengembangkan koordinasi tangan dan mata, ajarkan menangkap, melempar dan menendang. Untuk koordinasi jari dapat dikembangkan melalui permainan dan dengan menggambar bentuk-bentuk sederhana serta mewarnai gambar.
  4. Ajari anak belajar mendengarkan dan memahami apa yang sedang kita bicarakan, membedakan bunyi dan artinya.
  5. Ajari anak menghitung ketika menaiki tangga lalu coba permainan abjad, misalnya a menjadi ayah, b menjadi buku, dst.
  6. Bantu anak memakai pakaian sendiri, setelah mampu biarkan ia mengenakan sendiri pakaian nya.
  7. Anak disleksia perlu tata tertib ketat, maka tetapkanlah kebiasaan sehari-hari yang tegas. Tentukan waktu yang tepat untuk makan, tidur dan bermain.


Semoga sedikit informasi tentang gangguan disleksia ini bisa bermanfaat bagi yang membaca..

Dikutip dari:  majalah Kartini



0 comments:

Post a Comment

SUBSCRIBE

Instagram